![]() |
Peta Lokasi CA " Lamedai " |
Secara geografis, kawasan CA Lamedai terletak antara 03°57’ LS – 03°59’ LS dan 122°48’ BT - 122°50’ BT, berada pada ketinggian 5 – 200 m di atas permukaan laut (dpl) dengan topografi datar hingga berbukit dengan kemiringan berkisar antara 15 – 30%. Berdasarkan Peta Tanah Provinsi Sulawesi Tenggara CA Lamedai memiliki jenis tanah alluvial, dengan jenis batuan menurut Peta Tematik Intag Pusat P dan P skala 1 : 2.500 Provinsi Sulawesi Tenggara termasuk jenis pratersier.
Tipe iklim CA Lamedai menurut Schmidt dan Ferguson termasuk tipe C dengan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 2.815 mm, kelembaban 80,3% dan suhu berkisar antara 20° hingga 34°C. Musim hujan biasanya jatuh pada bulan Januari – Juni, sedangkan musim kemarau pada bulan Juli – Desember. Kawasan CA Lamedai relatif lebih mudah dicapai karena letaknya di pinggir jalan raya Kolaka – Watubangga atai Toari.
Banyak keragaman jenis Di Cagar alam Lamedai ini untuk dijadikan sebagai tempat penelitian, terutama jenis anggrek epifit, bambu dan kayu kuku ( Pericopsis muniana ), hal yang sangat spesifik dari kawasan ini adalah dengan ditemukannya jenis bambu yang merambat dari jenis Dinochloa cf. albociliata yang berpotensi dikembangkan sebagai tanaman pergola.
Aksesibilitas ke Kawasan :
![]() |
Aksesibilitas ke Kawasan CA"Lamedai" |
sekitar 3 jam
- Kolaka – CA Lamedai (± 27 km) selama kira-kira 45
menit perjalanan
Jenis flora yang ada di Cagar Alam Lamedai
1. Kayu kuku (Pericopsis mooniana)
2. Eha (Castanopsis buruana)
3. Kayu besi (Metrosideros petiolata)
4. Melinjo (Gnetum gnemon)
5. Putat (Barringtonia racemosa)
6. Holea (Cleistanthus sumatranus)
7. Kuma (Paaquium obovatum)
8. Ondolia (Canangium odoratum)
9. Kalapi (Kalappia celebica)
10. Pulai (Alstonia sp.)
11. Kantong semar (Nepenthes sp.)
12. Rotan (Calamus sp.)
13. Pandan hutan (Pandanus sp.)
![]() |
Kayu Kuku |
1. Anoa dataran rencah (Bubalus depressicornis)
2. Rusa (Cervus timorensis)
3. Monyet hitam Sulawesi (Macaca ochreata)
4. Babi hutan (Sus celebenesis)
5. Kus-kus (Phalanger celebensis)
6. Bajing (Callasciurus sp.)
7. Ayam hutan (Gallus gallus)
8. Rangkong (Aceros cassidix)
9. Raja udang (Halcyon coromanda)
10. Merpati hutan (Ducula aenea)
11. Betet (Tanignathus megalorynchos)